Pages

Thursday, April 29, 2010

Seni Kepahlawanan

Suatu hari, Ali bin Abi Thalib r.a berceramah seraya berkata: “Rakyatku sekalian, siapakah orang paling berani itu?” semua orang menjawab, “Andalah orangnya, Amirul Mu’minin”.
Ali lanjut berceramah, “Memang, setiap ada orang yang menantangku, maka aku dapat mengalahkannya. Akan tetapi, dulu ketika kami membangun sebuah tenda untuk Rasulullah s.a.w, dan kami bertanya-tanya, siapa yang akan bersama Rasulullah s.a.w agar tidak ada seorang musyrik pun yang erani mendekati beliau? Saat itu, tidak ada seorang pun yang berani menawarkan diri kecuali Abu Bakar sambil menghunus pedangnya untuk melindungi Rasulullah s.a.w. Setiap orang musyrik yang berani mendekat, maka Abu Bakar akan segera menghadangnya. Itulah orang yang paling berani.”
-*-
Ishaq bin Rawahah berkata: “Diceritakan kepada kami bahwa ada seorang wanita Quraisy yang bermusuhan dengan seorang laki-laki, kemudian laki-laki itu mengadukan perempuan yang menjadi musuhnya kepada Umar, lantas perempuan itu malah menghadiahkan paha kambing kepada Umar. Setelah memberikan upaya suap tersebut, perempuan itu menjelek-jelekkan laki-laki yang menjadi musuhnya dan meminta Umar untuk menghukumnya seraya berkata:”Amirul Mukminin, potonglah hukum seperti paha kambing yang dipotong-potong”. Selanjutnya, Umar malah menghukum perempuan itu dan berkata, ‘Hati-hatilah kalian dengan hadiah”.
-*-
Ayah Miqdam bin Syuraih berkata: “Aku berkata kepada Aisyah: “Tunjukkanlah aku kepada salah seorang sahabat Nabi yang dapat aku tanyai mengenai tata cara mengusap khuf”. Ia menjawab: “Datanglah kepada Ali dan tanyakanlah kepadanya! Karena dia selalu bersama Nabi s.a.w. lantas aku datang menemui Ali dan menanyakan masalah khuf. Ali menjawab: ”Rasulullah s.a.w menyuruh kami mengusap khuf jika sedang bepergian.”
-*-
Dari Abdurrahman bin Samurah, ia berkata: “Utsman bin Affan pernah datang menghadap Rasulullah s.a.w dengan membawa uang sebanyak seribu dinar di kantong pakaiannya. Setelah menerima uang untuk keperluan bala tentara itu, Rasulullah s.a.w bersabda: “Setelah amal kebaikan ini, Utsman tidak akan celaka dengan amal perbuatan lainnya seumur hidupnya.”
-*-
Manusia diciptakan dengan segala kekurangan dan kelebihan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dan tidak sangat adil jika kita menilai kualitas seseorang dengan standar kontribusi yang sama. Karena yang dibutuhkan umat ini adalah sebuah tim, bukan individu. Umat ini membutuhkan para ulama, saudagar kaya, ahli sains dan teknologi, ekonom, dan politikus pada saat yang sama!
Seperti kisah ke-empat khalifah terbaik di atas. Setiap dari mereka mempunyai seni tersendiri untuk berandil dalam jalan dakwah ini. Hasilnya sangat luar biasa, satu dan lainnya saling mengisi kekurangan hingga tercipta bangunan umat yang solid. Maka mulai sekarang, mari kita tentukan model kontribusi nyata diri kita, dan di situlah seni kepahlawanan kita berada.

0 comments:

Post a Comment