Pages

Thursday, April 29, 2010

Serial Keteladanan Khalifah [1]

Suatu ketika, seseorang pernah bertanya kepada Abu Bakar r.a, “apakah anda pernah minum minuman keras pada zaman jahiliyah dulu”
Abu Bakar r.a menjawab, “Aku berlindung kepada Allah dari melakukannya.”kemudia, ia ditanya lagi, “memangnya kenapa?”Abu bakar menjawab, “Aku berusaha untuk menjaga harga diriku dan melindungi kepribadianku, karena orang yang minum minuman keras maka ia akan kehilangan harga diri dan kepribadiannya”.
-**-
Tatkala Abu Bakar r.a masuk Islam dan menampakkan keislamannya, ia banyak menyeru orang-rang untuk masuk ke agama Allah s.w.t. Pada saat bersamaan, Abu Bakar adalah sosok yang dekat dengan kaumnya, dicintai dan mudah bergaul. Ia juga seorang laki-laki keturunan asli kaum Quraisy sekaligus orang yang paling mengetahui keadaan Quraisy, mulai dari sisi baik atau sisi jahatnya sekalipun.
Abu bakar juga seorang pedagang yang memiliki akhlak terpuji. Para anggota sukunya banyak berdatangan dan berusaha dekat dengannya untuk membicarakan banyak permasalahan mereka karena ilmu yang dimiliki oleh Abu Bakar, atau pengalaman berdagangnya, atau juga perlakuan baik yang diterapkan oelh Abu Bakar ketika berteman.
Karena memiliki posisi dan pengaruh besar itulah, Abu Bakar mulai mengajak anggota sukunya yang dipercayainya dan bisa diajak berbicara olehnya agar mau masuk Islam. Maka masuk Islam-lah beberpak orang lewat tangannya. Diantaranya, Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqash, dan Abdurrohman bin Auf r.a. Mereka semua menghadap Rasululllah dengan ditemani pula oleh Abu Bakar, lalu Rasulullah menawarkan mereka untuk masuk Islam, membacakan beberapa ayat Al-Qur’an dan memaparkan kepada mereka pula tentang hak-hak ajaran Islam maka mereka pun mempercayainya. Merekalah delapan orang pertama yang masuk islam, mempercayai ajaran dakwah Rasulullah, dan mengimani bahwa apa yang dibawa oleh Rasulullah berasal dari sisi Allah.
-**-
Sayyidah Aisyah r.a berkata, “Abu Bakatr tidak pernah melanggar sumpah sama sekali sampai Allah s.w.t menurunkan hokum dibolehkannya membatalkan sumpah. “Setelah turunnya hokum tersebut, Abu Bakar r.a berkata, “Setiap kali aku bersumpah lalu aku melihat ada hal lain yang lebih baik dari apa yang telah aku jadikan sumpah, niscaya aku akan melakukan yang lebih baik itu dan membatalkan sumpahku sebelumnya.” Memang, jika Abu Bakar bersumpah untuk melakukan sesuatu, lalu dia melihat ada sesuatu yang lebih baik dari sumpahnya maka dia akan membatalkan sumpahnya dan melakukan sesuatu yang lebih baik itu.
-**-
Dalam melakukan ataupun berlomba dalam melakukan kebaikan, Abu Bakar selalu berada di barisan terdepan sehingga ia menjadi contoh dalam melakukan kebaikan dan panutan dalam berakhlak mulia. Di antara kebaikannya adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a, ia berkata, Rasulullah s.a.w bertanya,
“Siapa di antara kalian yang berpuasa pagi ini?” Abu Bakar menjawab,”Aku”.
Rasulullah bertanya lagi, “Siapa di antara kalian yang member makan seorang miskin, pagi ini?” Abu Bakar kembali menjawab, “Aku.”
Rasulullah s.a.w lanjut bertanya, “Siapa di antara kalian yang menjenguk orang sakit pagi ini?’Abu Bakar menjawab dengan jawaban yang sama, “Aku”. Lantas Rasulullah bersabda, “Semua perbuatan itu tidak terkumpul pada diri seseorang kecuali dia akan masuk surga.”
-**-
Suatu hari, Umar r.a mendatangi Abu Bakar dan dia sedang memegang dan menarik lidahnya keluar mulut. Lantas Umar berkata, “Hentikan perbuatanmu! Semoga Allah mengampunimu!”
Kemudian Abu Bakar berkata kepada Umar, “Lidah ini telah memaksaku untuk menuturkan keburukan, padahal Rasulullah telah bersabda, “Semua bagian dari angggota tubuh ini akan mengeluhkan pedas, jahat, dan buruknya lidah.”
-**-
Suatu hari, Ash-Shiddieq r.a membeli kuda, senjata, dan unta, lalu digunakan di jalan Allah. Pada suatu tahun, Abu Bakar membeli pakaian yang ia bawa dari daerah kampung, lalu pakaian itu dibagi-bagikan kepada para janda di Madinah pada saat musim dingin. Jumlah pemasukan yang tercatat selama Abu Bakar menjabat khlaifah adalah sebesar 200 dirham, semuanya dibagikan pada hal-hal kebaikan.
-**-
Diriwayatkan dari Abu Hurairah, “bahwa ada seorang laki-laki mencaci Abu Bakar r.a dan Nabi yang saat itu sedang duduk. Lantas Nabi s.a.w mulai kagum dan tersenyum melihat sikapnya. Namun, ketika Abu Bakar r.a mulai membalas lebih banyak dari beberapa perkataan laki-laki tadi, Nabi marah dan segera bangun. Setelah itu, Abu Bakar mengikuti beliau seraya bertanya, “Rasulullah, ketika laki-laki itu mancaciku, anda duduk saja. Namun, ketika aku membalas beberapa ucapannya, anda malah marah dan bangkit.” Rasulullah balas menjawab, “Awalnya, ada malaikat sedang bersamamu yang membalas cacian laki-laki itu. Namun ketika kamu balas menjawab beberapa caciannya, giliran setan yang datang, sedang aku tidak mau duduk bersama setan.”
-**-
Dari Aisyah r.a ia berkata, “Abu Bakar pernah tinggal bersama kami selama tiga tahun; dua tahun sebelum menjadi khalifah dan satu tahun setelah menjadi khalifah. Para gadis kampung mendatanginya dengan menyerahkan kambing mereka, lalu Abu Bakar memerah susu kambing-kambing itu untuk mereka.
Dalam riwayat Ibnu Umar r.a, “Abu Bakar pernah memerah susu kambing suatu kampung. Kemudian ketika ia dibai’at untuk menjadi khalifah, seorang gadis kampung berkata, “Sekarang, ia tidak akan lagi mau memerah kambing-kambing kita.”Abu Bakar mendengar kata-kata gadis tersebut maka ia pun berkata, “Tidak. Aku akan tetap memerah kambing-kambing itu untuk kalian. Aku berharap, apa yang aku lakukan sebelum ini tidak akan berubah.” Kemudian, Abu Bakar tetap memerah susu untuk mereka. Terkadang, ia berkata pada para gadis kampung, “kamu ingin aku memerahnya sampai berbuih atau hilang buihnya?”terkadang para gadis itu kan menjawabnya dengan berkata, “peraslah sampai berbuih”dan terkadang pula berkata, “peraslah sampai hilang buihnya”. Apa yang dikatakan oleh gadi itu akan selalu Abu Bakar turuti.”

[1] disarikan dari buku ath-Thonthowi- allah yarham -

Seni Kepahlawanan

Suatu hari, Ali bin Abi Thalib r.a berceramah seraya berkata: “Rakyatku sekalian, siapakah orang paling berani itu?” semua orang menjawab, “Andalah orangnya, Amirul Mu’minin”.
Ali lanjut berceramah, “Memang, setiap ada orang yang menantangku, maka aku dapat mengalahkannya. Akan tetapi, dulu ketika kami membangun sebuah tenda untuk Rasulullah s.a.w, dan kami bertanya-tanya, siapa yang akan bersama Rasulullah s.a.w agar tidak ada seorang musyrik pun yang erani mendekati beliau? Saat itu, tidak ada seorang pun yang berani menawarkan diri kecuali Abu Bakar sambil menghunus pedangnya untuk melindungi Rasulullah s.a.w. Setiap orang musyrik yang berani mendekat, maka Abu Bakar akan segera menghadangnya. Itulah orang yang paling berani.”
-*-
Ishaq bin Rawahah berkata: “Diceritakan kepada kami bahwa ada seorang wanita Quraisy yang bermusuhan dengan seorang laki-laki, kemudian laki-laki itu mengadukan perempuan yang menjadi musuhnya kepada Umar, lantas perempuan itu malah menghadiahkan paha kambing kepada Umar. Setelah memberikan upaya suap tersebut, perempuan itu menjelek-jelekkan laki-laki yang menjadi musuhnya dan meminta Umar untuk menghukumnya seraya berkata:”Amirul Mukminin, potonglah hukum seperti paha kambing yang dipotong-potong”. Selanjutnya, Umar malah menghukum perempuan itu dan berkata, ‘Hati-hatilah kalian dengan hadiah”.
-*-
Ayah Miqdam bin Syuraih berkata: “Aku berkata kepada Aisyah: “Tunjukkanlah aku kepada salah seorang sahabat Nabi yang dapat aku tanyai mengenai tata cara mengusap khuf”. Ia menjawab: “Datanglah kepada Ali dan tanyakanlah kepadanya! Karena dia selalu bersama Nabi s.a.w. lantas aku datang menemui Ali dan menanyakan masalah khuf. Ali menjawab: ”Rasulullah s.a.w menyuruh kami mengusap khuf jika sedang bepergian.”
-*-
Dari Abdurrahman bin Samurah, ia berkata: “Utsman bin Affan pernah datang menghadap Rasulullah s.a.w dengan membawa uang sebanyak seribu dinar di kantong pakaiannya. Setelah menerima uang untuk keperluan bala tentara itu, Rasulullah s.a.w bersabda: “Setelah amal kebaikan ini, Utsman tidak akan celaka dengan amal perbuatan lainnya seumur hidupnya.”
-*-
Manusia diciptakan dengan segala kekurangan dan kelebihan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dan tidak sangat adil jika kita menilai kualitas seseorang dengan standar kontribusi yang sama. Karena yang dibutuhkan umat ini adalah sebuah tim, bukan individu. Umat ini membutuhkan para ulama, saudagar kaya, ahli sains dan teknologi, ekonom, dan politikus pada saat yang sama!
Seperti kisah ke-empat khalifah terbaik di atas. Setiap dari mereka mempunyai seni tersendiri untuk berandil dalam jalan dakwah ini. Hasilnya sangat luar biasa, satu dan lainnya saling mengisi kekurangan hingga tercipta bangunan umat yang solid. Maka mulai sekarang, mari kita tentukan model kontribusi nyata diri kita, dan di situlah seni kepahlawanan kita berada.

Thursday, April 1, 2010

Senandung Pertemanan



sebuah lirik untuk sahabatku, Abdan Lillahil Ahad

Dudung dan maman asal citaman
Mengadu nasib di perantauan
Kerja keras mencari makan
Walau upah tidak sepadan

Oh… mereka selalu bersama
Dalam suka ataupun duka
Tak pernah putus asa

Dudung dan maman telah berjanji
Berjuang untuk meraih mimpi
Bila sukses nanti akan kembali
Untuk meminang kekasih hati

Oh… mereka telah bersumpah
Walau raga sudah lelah
Tak kan pernah menyerah

Reff :
Persahabatan dudung maman
Tak pernah lekang oleh zaman
Persahabatan dudung maman
Bersama takhlukan dunia

Oh… mereka selalu bersama
Dalam suka ataupun duka
Tak pernah putus asa

Oh… mereka telah bersumpah
Walau raga sudah lelah
Tak kan pernah menyerah

Reff : 2x

Wednesday, January 13, 2010

"sarapan pagi"

Pesan asatidzah dari Indonesia
1. Tsabat. Pemantapan ruhiyah seorang daí adalah kunci keberhasilan dakwah. Dan kesempatan yang diperoleh ketika melanjutkan studi di luar negri adalah salah satu peluang emas yang harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Hal ini sangat dibutuhkan ketika tuntutan dakwah mengharuskan kita berada posisi lebih tinggi, ketika ruhiyah kita semakin menipis maka saat itu pula akan tergelincir! Banyak kasus yang telah terjadi, afala ta’qiluun??
Mendapatkan kualitas ruhiyah adalah hal mudah, namun mempertahankannya merupakan sebuah ujian.

2. Dzikrullah. Dengan mengencangkan sholat berjamaáh, menambah target tilawah harian, qiyamullail dan sebagainya.

3. Shodaqoh. Kisah seorang ihwah yang senantiasa berusaha menyisihkan 10 % setiap penghasilan yang dia peroleh. Ketika dia memulai dari penghasilan terkecil, kemudian dari kecil tersebut berkembang menjadi pohon yang berbuah setiap saat.

Kisah kedua, by ust. Muslih. Ada orang kaya yang sedang bangkrut, kemudian mengadu kepada Kyai. Kyai tersebut bertanya, pernah bersedekah? ”belum”, kata orang tersebut. Kemudian dia mengamalkan nasehat kyai tersebut. Dan ketika sudah tercukupi kekayaannya bahkan berlipat ganda, orang tersebut mendatangi kyainya dulu. Dan ditanya, bagaimana keadanmu? "Alhamdulillah lebih baik pak kyai". apa kuncinya?"Saya hanya mengamalkan nasehat ustadz dulu!"
(tapi ternyata keadaan ustadz tersebut tidak jauh lebih baik dari orang itu) pertanyaanya, Apakah ustadz tersebut sudah rajin sedekah? Hahahahaha…..

4. Jangan terpecah belah. Realita kondisi muslimin terkini. Antara organisasi dakwah yang saling sikut, saling tuding, takfir, dan lain sebagainya. Padahal Rasulullah menegaskan bahwa itu adalah benih Jahiliyah yang akan menghancurkan.
Allah berfirman; wa laa tanaza’u fa tafsyaluu wa tadzhaba riihukum….!
Dan saat ini ayat tersebut telah terbukti!maka solusi untuk mengembalikan kejayaan Islam; persatuan!
Muslimin sering bersatu dalam suatu kesempatan, namun ketika kembali ke rumah kembali kepada permusuhan. Bersatu dalam demo menentang karikatur nabi, namun ketika sampai rumah kembali mempermasalahkan perbedaan fiqih!

5. Sabar. Seringkali kesabaran mendatangkan banyak kebaikan, dan sebaliknya ketidaksabaran (isti’jal, tergesa-gesa) hanya akan menghancurkan segalanya.
Tidak boleh reaktif dalam menghadapi permasalahan dakwah. Tapi yang harus diusung setiap saat adalah sikap aktif! Perhatikan perbedaannya. Reaktif hanya akan membawa kita untuk sibuk menjawab segala permasalahan, dan stagnan dalam bergerak. Namun sikap aktif akan menjadikan kita sebagai problems setter!

6. Ikhlas. Kata ringan yang sulit dipraktikan. Dan berapa banyak ketidakikhlasan hanya mendatangkan kerusakan amal.

lain kali disambung lagi ya.. :)

Tuesday, January 12, 2010

antara Kamboja, Thailand dan Indonesia

hari ini, Selasa 12 Januari 2010, digelar hajatan terakhir dari rangkaian penyelenggaraan Asian Games 2009 for Faculty of Islamic Call Student; pertandingan final cabang sepak bola antara Thailand (yang sebelumnya mengkandaskan Indonesia 2:1 lewat dua gol keberuntungan) dan Kamboja (setelah berhasil "mencukur" Turkistan 5:1!).

ada yang menarik dari cabang olahraga paling bergengsi ini, sebuah tradisi unik yang turun temurun sampai saat ini. begini ceritanya, sejak dahulu, kesebelasan Merah-Putih jarang sekali mencatatkan kemenangan atas Thailand (terhitung baru sekali semenjak kedatangan saya), begitupula Thailand yang tidak pernah menang sekalipun atas Kamboja, dan begitu juga tim Kamboja yang baru sekali saja berhasil mengalahkan Indonesia dalam kurun waktu 4 tahun terakhir!sebuah lingkaran kekuatan sepakbola yang sekali lagi, sangat unik.

dan memang beginilah "hukumnya", gelar jawara sepakbola untuk daerah Asia hanya dipegang ketiga negara tersebut secara bergiliran. Thailand (2006), Indonesia (2007), Kamboja (2008,2009). negara lain? hanya menjadi penggembira tahunan.

Monday, January 11, 2010

tidak banyak yang berubah!

tidak banyak yang berubah. suasana masjid malam ini seperti suasana malam setahun , dua atau bahkan tiga tahun yang lalu. pada saat seperti ini, kuantitas jamaáh Isya' bertambah sedikit demi sedikit, dari hari ke hari. tidak ada yang bisa memaksa mahasiswa Faculty of Islamic Call untuk menorobos hawa dingin malam ini, menapaki 1 km jalanan area kampus kecuali satu hal; ujian yang semakin dekat!

dan gaya tiap-tiap mahasiswa pun belum berubah. mahasiswa Pakistan yang selalu menganyunkan badan mereka kedepan-belakang, kanan-kiri, persis seperti ayam yang mematuk bekatul, mahasiswa China yang membentuk satu-dua kelompok kecil untuk belajar bareng, mahasiswa Afrika yang mondar-mandir sambil komat-kamit mengahafal perkata setiap diktat, atau orang Indonesia yang lebih suka 'mojok' berdua sambil sesekali terdengar cekikikan karena pasti yang dibahas bukan mata kuliah melainkan nggosip hal-hal yang sangat tidak penting sama sekali untuk dibicarakan. tidak banyak yang berubah.

dan aku, masih dengan 'gaya tahunanku'; berselempangkan semangat '45, berjalan tegap memanggul beberapa buku tebal bertuliskan Arab gundhul, berduel dengan dingin yang kian menusuk, berjuang mati-matian untuk melahap materi ujian dalam satu malam!, sungguh perbuatan yang konyol!

tidak banyak yang berubah. meskipun putaran sejarah selalu terulang tiap tahun. meskipun setiap orang tahu setiap akibat yang akan ditanggung. meskipun setiap orang akan merasakan letih yang sangat. tetapi tetap saja, tidak banyak yang berubah dari aktifitas para mahasiswa ketika menghadapi ujiannya.

Tuesday, January 5, 2010

Fatih Güler: Penyair Bisu Turki Meraih Penghargaan Sastra Internasional


Eramuslim.Ia, lelaki yang tak memiliki kemampuan untuk berbicara, juga tak memiliki pengendalian yang utuh atas sendi-sendi tubuhnya. Ia lelaki cacat, yang hidup dalam kebisuan dan kesunyian. Baginya, tak ada kawan hidup yang lebih mengerti dan membahagiakan kecuali kesunyian itu sendiri, ditengah kebisuan dan kecacatan indera dan tubuhnya.

Meski demikian, ia tak lantas menyerah di hadapan kecamuk dan amuk hidup. Kebisuan bukan alasan untuk tidak bersyukur, berusaha, dan memiliki prestasi. Lelaki itu pun belajar untuk bisa membaca dan menulis, hingga ia mampu menulis beberapa buku kumpulan puisi. Hebatnya, baru-baru ini ia dinobatkan sebagai peraih penghargaan sastra internasional.

Tokoh utama dari kisah patriotik ini adalah seorang pemuda Turki, bernama Fatih Güler. Ia rajin merenung dan menulis, di tengah kesendirian dan kesunyian hidupnya. Tulisan-tulisannya menjelma dalam puisi-puisi yang sarat makna, begitu dalam, indah, juga menyentuh dan menggugah.

Baru-baru ini, Güler didapuk sebagai peraih "Çubuk Medal", sebuah penghargaan sastra bergengsi dan berkelas internasional, yang para calon pemenangnya pun merupakan jajaran sastrawan dan penyair besar dari Turki, Slovakia, Azerbaijan, Albania, China, dan beberapa negara lainnya.

Pasca penobatannya, Jum'at (1/1) kemarin Güler diwawancarai oleh kanal televisi Arab MBC I. Saat menjawab pertanyaan pun, Gular menulisnya lewat komputer. "Saya menyambut baik serta mengucapkan terimakasih kepada anda semua. Saya sampaikan salam kehormatan, kemuliaan, dan cinta kepada saudara-saudara saya dalam kemanusiaan di dunia Arab," tulisnya.

Ia lalu melanjutkan, bahwa "sangatlah picik dan mustahil rasanya ketika seorang manusia melarikan diri dari takdir buruk yang telah diberikan Tuhan kepadanya. Selayaknya dia berusaha, untuk bisa merubah takdir tersebut menjadi lebih baik."

Güler sendiri mulai menderita lumpuh dan bisu ketika usianya beranjak lima tahun. Tapi Gular gemar berfikir dan merenung, dan ia tuangkan hasil renungan dan pemikirannya itu lewat bait-bait puisi. Hingga saat ini, khazanah susastra Turki telah menyimpan kurang lebih 135 kumpulan puisi Gular. Banyak dari puisi-puisi Gular yang dibacakan di beberapa kanal televisi dan radio, baik di Turki atau di belahan dunia lainnya.

Sang penyair Güler, yang kini berusia 32 tahun dan dilahirkan di bilangan Kars, Turki, belajar membaca dan menulis secara otodidak, dibantu oleh kedua orang tuanya yang dengan sepenuh hati terus menjaga dan memperhatikannya. Hal ini pulalah yang menjadikan Güler memiliki kepercayaan diri dan kekuatan lebih untuk terus hidup, serta lebih menonjol dari kawan-kawannya. (A. Ginanjar Sya'ban)